Gastronomi, ketika makan tak sekedar hanya memuaskan hasrat laparmu. Ia merupakan sebuah karya seni yang mampu memuaskan indra perasa dan penghilatan serta dapat menuturkan kisah akar budaya dari berbagai tempat di muka bumi.
Dan ritual makan tak sekedar hanya memasukan makanan dan minuman ke dalam iringan suara piring , sendok dan garpu beradu. Ia berkisah bagai karya sastra yang dituturkan oleh Jacques Berchoux dua ratus tahun lalu.
Barletta Bar & Lounge , Da Vienna Boutique Hotel – Kain putih lebar dihamparkan di atas meja makan , menjadi alas piring putih dan gelas kaca bening. Ia bersanding padu bersama perangkat peralatan makan logam.

Saya duduk di salah satu ujung meja bersiap untuk menyunting rasa. Tak ada romantis hanya penasaran terhadap rasa. Hingga akhirnya waitress menumpukan serbet di atas pangkuan saya. Dan ritual itu dimulai…





Carabian Chicken Salad
Potoangan ayam yang dipanggang sempurna berpadu bersama potongan paprika, tomat dan selada dalam lingkaran onion ring. Linangan saus mangga kekuningan di tepi pinggan memang pendamping yang pas. Namun jika ingin memberikan rasa kuat tuangkan cuka bersama sebongkah buah zaitun.
Tak perlu buru-buru menikmatinya. Dalam linangan saus potongan sayuran dan daging ayam itu kini berubah menjadi sebuah kisah. Rasa yang menghadirkan nuansa Mediterania di Barletta Bar & Lounge.


Manhattan Seafood Chowder
Babak berikutnya adalah dimana imajinasi saya semakin liar. Saya tak pernah mengira bahwa potongan kecil dua kepala udang di dalam pinggan mengadirkan dentuman rasa. Membuat saya ingin tetap duduk berkali-kali di Barletta , sambil berujar kepada sang waitress ” Would yo give me more the soup?”

Sup krim kental yang dituangkan ke dalam mangkuk adalah sup terlezat yang pernah saya rasakan selama hidup di dunia. Ini bukan lebay, tapi kamu harus mencobanya.
Bumbunya tak terlalu kuat , hanya ada sedikit semu rasa manis dan asin. Tapi linangan gurih krim dan kaldu udang, benar-benar mengguncang lidah. Setelah bulat-bulat tertelan , rasa itu seperti tak mau pergi dari ujung lidah.
Sekali lagi saya meyakinkan diri. ” Ini jatuh cinta atau ketagihan?”
Ah sudahlah lupakan semua tanya. Kembali lidah ini mengalun riuh bersama rasa yang makin meriah. Sup itu masuk ke mulu bersama potongan ikan dan brokoli.
“Alamak… Saya rela untuk setia kepadanya. Asal bisa bertemu dengan rasa ini berkali-kali seumur hidup.”
Namun kali ini saya harus menahan hasrat, diujung sendok terakhir. Ya , saya harus menahan cinta yang berkobar, agar ia tetap hangat dan menghadirkan kerinduan.
Selamat malam Manhattan Seafood Chowder, saya yakin kita akan berjuma lagi di Barletta.

Atlantic Crispy Salmon
Sepotong salmon dimasak well-done terkapar pasrah bersama beberapa potong sayuran di atas pinggang. Ia tidak terlahir dari dalamnya laut Atlantik tapi sebuah karya dari Chef bernama Johan.
Tak perlu sang Chef berkisah saya tahu kalai salmon grilled dinikmati dengan saus yoghurt kekuningan. Ada seulas ininsial “D” di atas cawan berisi saus berwarna kuning. Konon kata sang koki ini artinya Da Vienna.

Segaris ruas daging tuna saya urai lalu berlahan dioleskan saus berkali-kali. Bersama minyak yang keluar dari sela daging dan kulit ikan, saus yoghurt creamy terasa lebih nancap di lidah.
Atlantic Crispy Salmon menjadi sajian pamungkas penuh cita rasa menggoda. Pengalaman kuliner yang akan mengantar anganmu sedalam samudra atlantic.

Fruit Spaghetty
Eh mana spagehtty-nya?
Maaf ini dessert bukan main course. Spaghetty ini berasal jelly yang diberi rasa sirup melon lalu diulur panjang membentuk mie panjang bagai panganan asal Italia yang tersohor.
Uniknya ketika es krim mencair maka ia akan terserap ke dalam jelly mie. Padu padan rasa keduanya jelas nikmat untuk diulik. Geliat dingin manis beradu bersama kenyal empuk.
“Slurp…. ” Satu tarikan bibir ia akan masuk ke dalam mulut. Tapi jangan abaikan remah hazelnut di bawah es krim. Ia bagai harta karun yang harus kamu sibak berlahan lalu diaduk merata bersama es dingin. Karena ada sensasi rasa gurih yang membuat ritual makan malam penutup makin berwarna.
Potongan strobri dan semangka bukanlah garnish pemanis semata. Jika kau mau rasa yang berbeda masukan semuanya bersamaan ke dalam suapan.
“Duar!!!” Saya mati kekenyangan.

Pengalaman kuliner di Barletta Bar & Lounge jelas tak terbayang sebelumnya. Namun jangan pernah berpikir di sini tak ada masakan Asia apalagi kuliner nusantara. Semua sensasi gastronomi terakomodir baik di sini , ulik saja Sop Buntut, Steamed Fish Teow Cheow, Vienna Fried Rice. Dijamin kamu akan menggelinjang melayang terbuai rasa.


Bagi penggemar pizza kamu harus mencoba pizza home made Barletta . Quatro Mushroom Pizza, Meat Lover Pizza, Vienna Diavolla Pizza, Classic Margarita Pizza, Hawaian Pizza kudapan akhir pekan yang tepat disantap bersama teman dan keluarga.
Bagaimana dengan harganya?
Jangan takut meski cita rasa resto hotel berbintang, harganya tak jauh berbeda dengan kafe.😀
Barletta Bar & Lounge – Da Vienna Boutique Hotel.
Jl. Pembangunan, Nagoya, Batam, Indonesia.
Phone : +62 778 422 300
Fax : +62 778 431 900 :
Email : reservation@davienna.com
Website: http://www.davienna.com
Buka : 15:00-23:00 (Senin-Jumat), 15:00-24:00 (Sabtu-Minggu)
Filed under: Hotel, Kepulauan Riau, Kuliner Tagged: Atlantic Crispy Salmon, Barletta Bar & Lounge, Carabian Chicken Salad, Da Vienna Boutique Hotel, featured, Fruit Spaghetty, gastronomi batam, kuliner hotel boutique, Manhattan Seafood Chowder
