Jogja tak selalu rindu, bagi bapak Jogja adalah buku yang ia ingin tutup rapat rapat sampulnya . Lembaran kertas bagai bilah mata pisau, jika membukanya bisa saja terluka kembali dan berkali kali. Setiap orang punya luka dan kami setia menanti duka sirna. Setelah dua puluh tahun lebih ia kembali. Kehilangan adalah titik balik, seminggu setelah… Lanjutkan membaca Membimbing Hati Bapak ke Jogja
↧