Persahabatan itu bagai kepompong , ia butuh proses metamorfosis untuk mempererat rasa. Dan tahukah kamu, terkadang proses itu menyakitkan dan tak berujung.
Sejujurnya kita tak akan pernah tahu kapan benih pertemanan itu tumbuh rindang menjadi sebuah persahabatan yang kokoh. Karena sesungguhnya hanya benih tahan uji yang akan menjadi pohon besar.
Dalam kehidupan saya tak pernah menghitung berapa orang yang datang dan pergi. Saya hanya ingin membuka diri seluas-luasnya dan berteman kepada siapa saja. Jika pada akhirnya ada yang menjauh, bukan saya yang menjaga jarak. Tapi mungkin takdir yang membawa kisah lain yang tak selalu indah.
Benih itu akhirnya mati meski saya menyiraminya dengan kasih sayang setiap hari.

Dua tahun berlalu sejak SK kepindahan ke Batam keluar. Rasanya baru kemarin saya ternganga menerima surat cinta dari HRD. Sebuah kabar yang akan menjauhkan saya dengan teman kerja dan travelling di Jambi.
Akankan saya menemukan pribadi yang menyenangkan di Batam? Menjumpai sesama pengendong ransel yang tak pernah mengeluh di jalan dan tanpa drama berseri.
Ya , Tuhan itu Mahaadil. Saya tidak hanya dipertemukan dengan teman kerja yang baik , tapi teman di luar kantor yang selalu membuat saya tergelak. Siapa sih yang menyangka kalau di Batam ada komunitas jalan dan blogger yang solid. Sangking solidnya hampir tiap minggu piknik. Dan yang paling epik trip China “bedol desa” sampai tiga kloter, berasa kaya naik haji ke tembok China.

Akhir pekan lalu kita piknik cantik di sebuah resor . Ini bukan gratisan lho tapi hasil patungan 40 ribuan.
Kok bisa patungan 40 ribuan menyewa resor seharga 2 juta lebih per malam?
Jadi ceritanya akhir Januari kemarin berlangsung Regatta Nongsa . Karena peserta paddle board tidak ada , akhirnya semua penggiat dunia maya berinisiatif ikutan lomba dengan membayar 40 ribu rupiah. Berjanji siapapun pemenang, hadiah utamanya untuk ngemper bersama.

Chalet tiga kamar tidur akhirnya menjadi rumah sementara di akhir pekan. Mari kita ulik bangunan dua lantai bergaya Mediteranian di tepi pantai Nongsa Batam.
Berada di antara bukit berundak dan pepohonan rindang , Chalet NPM tempat tepat bagi yang ingin menyepi. Tapi rasanya kalau beberapa teman saya kumpul ngga bakal sepi apalagi kesepian.

Setiap Chalet memiliki dapur yang menyatu dengan ruang tamu. Peralatan dan perlengkapan cukup memadai mulai dari microweve , rice cooker sampai printilan kecil seperti garpu, pisau dan sendok. Jadi pas banget untuk yang mau berlibur bersama keluarga.

Tiga sofa besar di ruang tamu memang pas banget untuk bermalas-malasan sambil menonton serial. Tapi sayang dong liburan kok tiduran , di NPM banyak fasilitas dan pemandangan indah yang bisa kamu kunjungi.

Kamar di lantai satu cukup luas dengan kamar mandi di luar. Sebagian ornamen interiornya didominasi warna krem kayu. Sebuah tempat tidur ukuran King dapat ditiduri dua orang saja.

Tangga putar kayu menghubungkan lantai satu dan dua. Di lantai dua hanya ada dua kamar, satu kamar master dilengkapi kamar mandi dengan bath tube. Sedangkan kamar satunya dilengkapi kamar mandi shower.
Kedua kamar cukup nyaman tapi favorit saya kamar master. Selain luas di kamar ini langsung terhubung dengan balkon lebar. Paling pas untuk nongkrong di kala sore sambil ngopi.



Aktivitas favorit di NPM jelas renang sambil selfie cantik . Maklum ini resor memang instgramgenik. Apalagi tangga di dekat balkon,lokasi favorit pemotretan pre-wedding. Tapi yang belum nikah alias jomblo banyak yang mau foto di tangga. Konon biar ketularan . :D


Senja selalu indah apalagi dengan sahabat di sisimu . Tapi kalau bape-ran , bisa mencucurkan air mata bersama sambil menyanyi lagu kemesraan.
Kemesraan ini… Janganlah cepat berlalu…
Kejomblo-an ini… Ingin kuhapus selalu…
Hatiku damai… Jiwaku tentram di sampingmu…

Maaf banget teman kalau hari ini semua orang tetiba baper berat. Bayangkan di tengah asiknya jalan-jalan kamu melihat wanita bergaun putih dituntun ke pelaminan oleh sang Ayah.
Pria berjas rapih menyambutnya dengan tatapan hangat, lalu tangannya mengenggam erat. Sebelum janji dikumandangkan di hadapan Tuhan , lagu penuh romansa dilantunkan. Semua hadirin berdiri dalam haru, dua anak manusia saling berpandangan dalam aura cinta abadi.
“Tuhan kapan … Aku kaya gitu.” Teman gua lirih bergumam sambil meluk pohon.
“Mungkin besok Kak.”
“Sama siapa?”
“Mungkin pohon… Pohon juga mahluk hidup kok.”
*hening*

Meski ada sedikit percikan duka kami tetap bahagia. Meski status di KTP masih single permanen , nyatanya kami malam minggu ini tidak sendirian. Masih bisa melewati makan malam bersama, meski patungan :D. Masih bisa seranjang bersama, meski dibatasi bantal dan guling. Masih sekamar meski bukan kamar pengantin. *tutup tubuh pake kaftan*



Ada kisah pagi siang , sore, malam dan pagi di dalam Chalet. Kisah yang sejenak melupakan kami jauh dari sanak kerabat .
“Bagaimana kalau piknik seperti ini kita agendakan tiap bulan?”
“Wah usul bagus Kak.”
“Lalu siapa yang bayar?”
“Ya kita… patungan aja kaya kemarin 40 ribuan.”
“Mana Cukup kak.”
“Cukuplah kalau kita nenda di alun-alun Engku putri.”

Jika kebersamaan di Chalet harus berakhir karena waktu check out tiba, semoga persahabatan ini tak akan berakhir.
Tapi bagaimana dengan status jomblo aku. Akankah berakhir?
Sesungguhnya ia akan berakhir jika kamu menemukan pasangan hidup masing-masing. Jika tidak… tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.
*nangis) Ya… langsung baper . Tisue mana… tisue….

Filed under: Hotel, Kepulauan Riau, Travelling Tagged: batam, featured, jalan jalan murah batam, nongsa, nonsga point marina, npm, resor keluarga
