Setiap pekerjaan memiliki nikmat dan tanggung jawabnya masing-masing. Meski bukan bekerja sebagai aparat negara, di tempat kerja saya setiap karyawan memiliki kewajiban on call. Artinya siap dipanggil kapan saja untuk bertugas, termasuk saat angka di kalender berwarna merah.
Meski tidak setiap akhir pekan mendapat giliran on call kewajiban ini jelas membendung hobi piknik. Aturannya boleh berpergian tapi telepon tetap aktif dan bisa sampai lokasi kerja setidaknya kurang dari 2 jam. Dan beruntungnya saya bertugas di Batam, jadi tetap bisa jalan-jalan ke Singapura atau Johor dengan perjalanan laut kurang dari dua jam.
Akhir pekan ini saya berniat menonton MOTOGP 2016 di Sepang, Malaysia dengan perjalanan laut dan darat 6 jam. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saya meminta ijin kepada atasan untuk tidak dimasukan ke dalam jadwal on call tanggal 29-30 Oktober 2016. Permintaan saya dikabulkan tapi dengan syarat, andai dibutuhkan siap kembali secepatnya ke Batam atau seluruh wilayah kerja perusahaan.
Usai jam kerja tanggal 28 Oktober 2016, saya langsung menuju pelabuhan Batam Center untuk berangkat ke Johor Bahru dengan kapal Feri terakhir. Niatnya sampai di Johor langsung menuju Kuala Lumpur dengan menumpang bis tapi karena esok hari Deepavali Tarikh semua tiket bis hari ini sudah habis terjual sejak tiga hari lalu. Solusinya , jauh-jauh hari memesan hotel di Johor Bahru melalui traveloka.

Lucky Me! Dengan harga 600 ribuan rupiah dapat kamar Superior di Thistle Hotel dengan kamar langsung menghadap Selat Johor. Thistle Hotel merupakan hotel jaringan asal Inggris yang lebih banyak beroperasi di Eropa ketimbang Asia. Penasaran dengan fasilitas hotel bintang lima ini, silakan simak ulasannya di tulisan Thistle Hotel – Kemewahan Sempurna Tepi Selat Johor.


Tugas Memanggil
Sedang asik-asiknya berendam di bathtub, tiba-tiba pesan singkat dari bos masuk. Beliau menginformasikan bahwa hari Senin, 31 Oktober 2016 saya harus berada di Pekanbaru pukul sebelum pukul 14:00 WIB.
Sekilas saya melirik backpack. Alhamdulilah satu setel baju formal terselip rapih di dalamnya. Tapi bagaimana dengan tiket penerbangan KL-Pekanbaru tanggal 31 Oktober 2016. Adakah penerbangan pagi. Tangan saya langsung menyambar gawai lalu membuka aplikasi traveloka.
Oh My God! Semua tiket penerbangan ditanggal itu sudah penuh. La iyalah, bukankah akhir pekan ini ada perhelatan akbar MotoGP di Sepang. Semua tiket penerbangan menuju dan dari KL pasti sudah habis terjual. Panik, saya kembali mencari penerbangan Kuala Lumpur – Pekanbaru sambil membayangkan wajah bos murka jika saya tidak sampai tepat waktu di Pekanbaru.
Akhirnya saya mendapatkan tiket Kuala Lumpur – Pekanbaru dengan transit di Singapura beberapa jam. Mungkin ini penerbangan teraneh yang pernah saya lakukan. Bayangkan hanya untuk melintasi Selat Malaka harus terbang dari Malaysia ke Singapura lalu transit 3 jam dan kembali terbang menuju pulau Sumatra. Tapi sudahlah, demi tanggung jawab pekerjaan, apapun akan saya lakukan.

Jangan tanya berapa harga tiket penerbangan ini. Pastinya jauh lebih mahal dibandingkan penerbangan langsung dengan maskapai low cost carrier. Tiga lipat lebih Bro! Sempat khawatir uang di rekening tidak cukup untuk membayar tiket, maklum tanggal tua. Beruntung memesan tiket lewat traveloka, jadi pembayaran fleksibel, bisa lewat ATM, transfer internet banking atau kartu kredit.
Dan pilihan saya seperti tebakan kamu, yaitu pembayaran dengan kartu kredit dengan cicilan paling lama. Selain bisa ngutang, kalau rajin mengulik ada banyak promo untuk kartu kredit tertentu, mulai dari potongan 10% sampai cicilan 0% (3 & 6 bulan). Lumayan kan?
Tak perlu menunggu lama akhirnya surel e-tiket pesawat masuk ke inbox dan saya tenang menikmati perjalanan menuju Sepang setelah menginap satu malam di Johor Bahru.
Euphoria MOTOGP 2016
Meski sudah memasuki tahun ke dua di Batam, baru kali ini menyempatkan diri menonton MotoGP langsung di Sepang, Malaysia. Dan saya tidak menyangka atmosfer MotoGP sudah terasa ketika menjejakan kaki di KL Sentral. Terlihat penggemar Rossi lalu lalang mengenakan kaos kuning berlogo 46.

Ternyata butuh perjuangan lebih untuk sampai ke Sepang. Antrian bus ke KL Sentral – Sepang lebih dari 300 meter dan harus menunggu 15 menit lebih sebelum keberangkatan. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh 1,5 jam menjadi 3 jam lebih dikarenakan padatnya lalu lintas. Sepertinya hampir semua orang di Kuala Lumpur menuju sirkuit yang berdekatan dengan bandara KLIA 2.
Sesampai di Sepang suasana tak kalah ramai. Pecinta MotoGP benar-benar dimanjakan dengan beragam stand yang berada di halaman sirkuit. Produsen kendaraan bermotor unjuk gigi memamerkan teknologi terbaru mereka di stand dekat pintu masuk sirkuit. Sebagai pemanis, beberapa SPG cantik setia berdiri di samping kendaraan roda dua, sembari sesekali menjelaskan produk dan berfoto wefie bersama pengunjung.

Berburu merchandise sepertinya menjadi aktivitas yang tak kalah menarik. Mau yang gratisan, rajin-rajin saja berada di stand produsen motor untuk mengikuti games atau langsung belanja di gerai buah tangan yang hanya ada saat MotoGP berlangsung.
“Merchandise-nya limited edition Pak Cik”, ujar seorang pramuniaga berpromosi, menawarkan kaos desain khusus dengan tanda tangan Valentino Rossi di ujungnya. Kalau tidak kuat iman, pastilah penggila MotoGP akan memborong semuanya.

Meski Sepang sempat diguyur hujan, akhirnya momen bersejarah itu datang. Saya menyaksikan laga seru antara Valentino Rossi dan Marc Marquez dari atas Main Grandstand. Simak kisah lengkapnya di Hujan Panas Kompetisi Grand Prix Malaysia 2016.
Jelang sore pertandingan usai dengan segala dramanya yang menempatkan Andrea Dovizioso dari tim ITA Ducati Team sebagai jawara sirkuit Sepang dan melambungan Marc Marquez di klasemen sementara dengan poin 278.

Mencari Kamar Hotel
Penerbangan saya memang masih esok hari pukul 07:35 waktu setempat. Agar tidak ketinggalan pesawat, malam ini saya langsung bergegas menuju KLIA setelah sampai di KL Sentral.
“Malam ini tidur di mana Nan”, tanya Mas Edi, rekan perjalananan , sebelum kami berpisah di KL Sentral Kuala Lumpur.
“Bandara Mas, KLIA.”
“Yo wis, hati-hati.” Mas Edi berlalu mengejar MRT ke Terminal Bersepadu Selatan (TBS) dan kami pun berpisah.
Duh saya jadi ingat kalau belum memesan hotel di Pekanbaru. Sebetulnya besok bisa langsung go show mencari hotel tapi mengingat jadwal kerja yang lumayan padat, sebaiknya melakukan pemesanan terlebih dahulu. Kembali saya mengulik aplikasi traveloka di gawai.
Melihat paket promo pemesanan tiket pesawat dan hotel, rasanya menyesal. Mengapa kemarin tidak memesan kamar hotel dan tiket pesawat sekaligus karena kalau dihitung-hitung bisa hemat sekitar 20%. Ya itulah penyesalan, dia selalu datang terlambat dan bukan di awal. Jadi besok-besok kalau mau liburan atau melakukan perjalanan dinas pesan pesawat dan hotel sekaligus.
Kembali Bertugas
Pukul 07:35 pesawat yang saya tumpangi terbang menuju bandara Changi Airport di Singapura dan mendarat pukul 08:30. Saya sengaja tidak keluar dari terminal 3 dengan alasan malas keluar masuk imigrasi. Lalu menghabiskan waktu dengan online dan mencecap kopi di salah satu kafe di terminal keberangkatan lalu membuat video pendek instagram.
“Nan, aku barusan lihat facebook kamu check in di Singapura. Bukannya nanti siang kamu ada acara di Pekanbaru.” Pesan pendek dari seorang rekan kerja mengingatkan.
“Iya. Jam 2 kan Bro. Aman!”
“Bukannya kemarin di KL nonton MotoGP, kenapa nggak langsung?”
“Lagi pengen ngopi aja di Changi :D.”
“Idih… Congkak.”
“Ha… ha… ha… Panjang Bro ceritanya.”
“Oke sampai jumpa di Pekanbaru.”
Tepat pukul 12:00 waktu Singapore Airlines menerbangkan saya ke Pekanbaru dan tepat di waktu yang sama pukul Indonesia mendarat di bandara Sultan Syarif Kasim II. Bergegas saya langsung menuju kantor Pekanbaru sambil makan siang di dalam taksi dan sampai lokasi kerja tepat waktu.
Sekarang kalau mengingat penerbangan di atas saya suka senyum-senyum sendiri. Bayangkan pagi hari saya sarapan di Malaysia, lalu ngopi cantik di Singapura dan terakhir makan siang di Pekanbaru. Ya hidup memang pilihan, menjadi pekerja dengan hobi jalan-jalan harus menerima segala konsekuensinya, termasuk melakukan perjalanan tak terduga.
Bukan tak mungkin besok sedang asik jalan-jalan di Bangkok lalu ada panggilan ke Bali. Wah kalau ini sih panggilan kerja sekaligus liburan :D. Bukannnya #sekaliguslebihbagus, kaya pesan pesawat sekaligus hotelnya Kakak biar dapat harga khusus.
Filed under: Malaysia, Singapura, Travelling Tagged: cerita murah, cerita pribadi, nonton motogp, pesan tiket nggak paket ribet, sekaligus lebih bagus, sekaliguslebihbagus, sepang motogp2016, transit singapura, traveloka
